Kotak Pesan


ShoutMix chat widget

Tanamkan Peduli Lingkungan terhadap Keluarga


PERAN kepala keluarga, istri, dan anak di dalam sebuah keluarga sangat penting karena memiliki keterkaitan. Jika mereka saling mendukung dan memahami peran masing-masing akan tercipta keluarga harmonis yang berujung pada kebahagiaan. Peran ketiga pilar itu tergambarkan dalam keluarga D. Riswandani, tokoh pemuda sekaligus penggerak Elemen Lingkungan (Pemberdayaan Masyarakat) Kab. Bandung. Riswandani memiliki tekad mulia untuk menghibahkan hidupnya memperjuangkan kebaikan lingkungan. 

Menurut Riswandani, menjelang ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, banyak hikmah yang bisa diraih. Menurutnya, menghadapi bulan suci Ramadan bukan berarti harus mengurangi kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Riswandani bersama istrinya, Yanti Rodianti, meningkatkan sebuah kegiatan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan. 

"Yang sudah biasa kami lakukan, sambil menunggu beduk magrib atau tiba waktunya buka puasa, sering melaksanakan ngabuburit lingkungan. Artinya, mengajarkan pada anak-anak (TK, SD, SMP, SMA/SMK) melakukan tadabur lingkungan. Kegiatan itu sering dilaksanakan setiap memasuki bulan Ramadan," kata ayah dari dua orang anak, Sukmawati (12) dan Khaira Nursabilah (2) kepada "GM" di rumahnya di Jalan Raya Laswi, Desa Padaulun, Kec. Majalaya, Kab. Bandung, Sabtu (30/7). 

Menurut Riswandani, fungsi dari tadabur alam untuk memahami kondisi alam yang sebenarnya. Terlebih lagi manusia memiliki tanggung jawab moral untuk mengurus alam. Kendati dibarengi dengan banyak kegiatan lingkungan, kata dia, tidak mengendurkan niatnya untuk tetap berusaha dan mempertahankan melaksanakan ibadah puasa. "Pola makan santap sahur dan buka puasa pun sama tak ada perbedaan. Tetapi yang jelas, ada kenikmatan tersendiri disaat menjalankan ibadah puasa sambil melaksanakan kegiatan lingkungan," kata pria yang sangat peduli terhadap lingkungan dan kiprahnya itu dimulai sejak 1998 hingga sekarang ini. 

Namun di sisi lain, tampilnya suami pada posisi paling depan sekaligus corongnya masyarakat dalam memperjuangkan kepedulian terhadap lingkungan, membuat waswas sang istri, Yanti Rodianti. Yanti mengaku, ia bersama anak-anaknya sering ditinggalkan suami, baik saat memasuki bulan Ramadan maupun pada hari-hari sebelumnya. 

Suaminya adalah tokoh pemuda penggiat lingkungan yang selalu terusik manakala melihat lingkungan menjadi korban ketidakpedulian pihak-pihak terkait. "Saya sering ditinggalkan suami. Tapi itu adalah reiiko dan konsekuensi menjadi istri dari suami yang berkomitmen terhadap lingkungan," kata Yanti. 

Diakuinya, sewaktu-waktu ia merasa waswas. Apalagi ketika ada ancaman atau teror terhadap suaminya, setelah mengungkap fakta sebenarnya pencemaran lingkungan. Hal itu sudah menjadi bagian komitmen mereka sebelum menjalin pernikahan. "Saya tetap percaya kepada suami. Kita juga berusaha untuk menghadapi waspada terhadap hal yang tidak diharapkan," katanya. 

Sambil mengelus putri bungsunya yang tertidur di lantai, ia berusaha untuk tetap memberikan pengertian kepada anak sulungnya yang menginjak remaja saat ayahnya tidak ada di rumah. "Walau ayahnya tidak ada di rumah, saya bersama suami tetap melakukan komunikasi dan berusaha untuk saling memahami," katanya. 

Tetapi, saat suami sibuk dengan kegiatan lingkungan, berusaha untuk meluangkan waktu bersilaturahmi dengan kedua orangtua. Dengan adanya saling pengertian di antara keluarga itu, sehingga tidak timbul persoalan. Bahkan, mereka saling mendukung. Termasuk dukungan juga datang dari anaknya, Sukmawati. 

"Harapan kepada ayah, supaya lebih sukses dan jangan berhenti berjuang. Baik memperjuangkan kesuksesan di dalam keluarga maupun lingkungan yang menjadi pekerjaan ayah saat ini. Ayah juga diminta untuk tetap menjaga kesehatannya. Apalagi saat ini, menghadapi bulan Ramadhan," kata Sukmawati. Semoga menjadi keluarga sukses. Amin. (engkos kosasih/"GM")**

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More