Kepala Seksi Pelayanan dan Penerapan Balai Litbang Sosial Ekonomi Sumber Daya Air Puslitbang Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum, Sunardi menilai, pelaksanaan konservasi pada lahan kritis harus segera dilakukan. Tujuannya, selain meningkatkan kualitas air, juga guna mendongkrak penambahan sumber mata air.
Apalagi dibarengi dengan sumur resapan. Konservasi berbasis kearifan masyarakat lokal, dapat mencegah longsor dan erosi di saat turun hujan deras yang berpotensi membawa endapan lumpur yang bermuara ke waduk.
Program konservasi sepanjang Sungai Citarum itu, secara teknis ditangani langsung Balai Wilayah Sungai Citarum (BBWSC). Sedangkan pendekatan sosial ekonomi masyarakatnya, dilaksanakan langsung Puslitbang, di antaranya yang tengah dilakukan Sunardi tersebut.
"Karena itu kami berusaha melakukan penelitian dan pendekatan kepada masyarakat. Ini dalam upaya mendukung gerakan penyelamatan air dan konservasi berbasis masyarakat. Sebelumnya, sempat dilakukan konservasi, namun pelaksananya bukan masyarakat, melainkan pihak terkait. Pelaksananya mengacu pada keinginan dan kearifan masyarakat yang diharapkan bisa berhasil," tutur Sunardi kepada "GM" di Cicalengka, Senin (1/8).
Didampingi aktivis elemen lingkungan Kab. Bandung, D. Riswandani, Sunardi mengatakan, proses pendekatan kepada masyarakat itu, di antaranya melalui gerakan sosialisasi rencana konservasi sumber daya air partisipatif, di wilayah lahan kritis yang ada di sejumlah desa dan kecamatan di hulu Sungai Citarum Kab. Bandung.
Menjadi sasaran dalam pergerakan awal konservasi itu, imbuhnya, yaitu pendekatan terhadap masyarakat pemilik lahan kritis di Desa Cikawao dan Sukarame, Kec. Pacet. Dua desa itu bagian dari hulu Sungai Citarum yang berada di kawasan lahan kritis. Sunardi mengatakan, langkah pendekatan kepada masyarakat itu, bagian dari pemberdayaan masyarakat untuk menanggulangi lahan kritis.
"Sebelumnya, kami sempat melakukan pendekatan yang sama di Kab. Wonogiri, Subdas Keduang yang melibatkan 19 desa. Itu setelah kesadaran masyarakat meningkat. Selanjutnya, di Subdas Cimanuk Garut dengan melibatkan lima desa yang tersebar di Kec. Samarang dan Sukakarya. Subdas Cimanuk itu untuk mengairi Waduk Jatigede," katanya. (B.105)**
0 komentar:
Posting Komentar